PANDE BESI (BLACSMITH)

 


(VERSI INDONESIA)


(ENGLISH VERSION)


Tahukah kamu ? Nusa Tenggara Barat ternyata memiliki desa pandai besi mempertahankan tradisi membuat parang selama lebih dari 300 tahun lho! Desa itu adalah Desa Talwa Kec. Moyo Hulu, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Bahkan, pada masa pemerintahan Sultan Jalaludin III (1883-1931), Desa Talwa sudah dijadikan sebagai desa penghasil parang. Pandai besi di desa Talwa masih menggunakan teknik tradisional dalam membuat parang, termasuk menggunakan tungku arang dan berbagai jenis palu dan tang. Tapi jangan salah, parang yang dibuat oleh pandai besi di desa Talwa terkenal karena kualitas dan tampilannya yang baik, dan masih digemari oleh banyak orang. Parang yang dibuat di desa Talwa dapat diandalkan untuk pekerjaan seperti merimbas semak dan tumbuhan liar, memotong ranting-ranting liar, atau menyingkirkan gangguan di jalan. Jadi, Desa Talwa memiliki sejarah yang kaya dalam pembuatan parang tradisional, dan pandai besinya masih mempertahankan metode tradisional dalam membuat parang hingga saat ini. Hal ini menunjukkan dedikasi mereka terhadap warisan budaya dan kerajinan mereka. Yuk mari contoh saudara-saudara kita yang ada disana dalam mendedikasikan diri mereka untuk melestarikan budaya. Ingat kebudayaan adalah harta tak ternilai yang harus dijaga.

(English Version)



 

Did you know? West Nusa Tenggara turns out to have a blacksmith village that maintains the tradition of making machetes for more than 300 years! The village is Talwa Village, Moyo Hulu sub-district, Sumbawa Regency, West Nusa Tenggara. In fact, during the reign of Sultan Jalaludin III (1883-1931), Talwa Village was already used as a machete producing village. Blacksmiths in Talwa village still use traditional techniques in making machetes, including using a charcoal furnace and various types of hammers and pliers. The machetes made by the blacksmiths in Talwa village are famous for their good quality and appearance, and are still favored by many people. The machetes made in Talwa village can be relied upon for jobs such as weeding through bushes and weeds, cutting wild branches, or removing road hazards. Thus, Talwa Village has a rich history of traditional machete-making, and its blacksmiths still maintain the traditional methods of making machetes today. This shows their dedication to their cultural heritage and craft. Let's emulate our brothers and sisters out there in dedicating themselves to preserving culture. Remember culture is a priceless treasure that must be preserved. 

Sumber :


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENGANTIN SASAK (SASAK BRIDE)

BUAYA MUARA (SALTWATER CROCODILE)

SENI TOPENG (MASK ART)