KERAMIK ASING (FOREIGN CERAMICS)

 



(VERSI INDONESIA)


(ENGLISH VERSION)




Tahukah kamu ? berbagai jenis wadah yang terbuat dari tanah liat atau batu-batuan, berglasur, lalu dibakar dengan suhu diatas 1000°C disebut keramik. Apabila bahannya dari kaolin, berglasur seperti kaca, disebut porselin

Kerajinan keramik awalnya muncul di Cina pada kira-kira abad III Sebelum Masehi, kemudian berkembang ke kawasan Asia lainnya, terus ke Timur Tengah serta Eropa. Pada masa pemerintahan Dinasti Sung dan Dinasti Ming di Cina (abad X-XVI), keramik sudah menjadi komoditas ekspor yang diperdagangkan melalui jalur-jalur pelabuhan di Indonesia yang mengalami perkembangan cukup pesat dan mencapai puncaknya pada abad XVI, pada masa kerajaan-kerajaan Islam di Pulau Jawa, Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, Maluku, dan Nusa Tenggara Barat.

Keramik asing yang terdapat di Nusa Tenggara Barat kebanyakan berasal dari Cina, Vietnam, Thailand, dan Jepang. Selebihnya berasal dari Timur Tengah dan Eropa. Keramik-keramik tersebut diperoleh dengan cara barter, hadiah, atau upeti kepada penguasa setempat.

Dahulu, keramik asing dipakai sebagai alat rumah tangga atau alat upacara, namun setelah keramik menjadi langka, maka fungsinya pun bergeser, yaitu sebagai lambang status sosial atau lambang kemewahan.


(English Version) 



 

Did you know? Various types of containers made from clay or rocks, glazed, then fired at temperatures above 1000°C are called ceramics. If the material is kaolin, glazed like glass, it is called porcelain.

Ceramic crafts originally appeared in China in approximately the third century BC, then developed to other parts of Asia, then to the Middle East and Europe. During the reign of the Sung Dynasty and Ming Dynasty in China (X-XVI centuries), ceramics had become an export commodity traded through port routes in Indonesia which experienced quite rapid development and reached its peak in the XVI century, during the Islamic kingdoms in Java, Kalimantan, Sumatra, Sulawesi, Maluku and West Nusa Tenggara.

The foreign ceramics found in West Nusa Tenggara mostly come from China, Vietnam, Thailand and Japan. The rest come from the Middle East and Europe. The ceramics were obtained through barter, gifts, or tribute to the local ruler.

In the past, foreign ceramics were used as household or ceremonial tools, but after ceramics became scarce, their function shifted, namely as a symbol of social status or a symbol of luxury.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENGANTIN SASAK (SASAK BRIDE)

BUAYA MUARA (SALTWATER CROCODILE)

SENI TOPENG (MASK ART)