BENDA BENDA PERANG MASA KOLONIAL BELANDA (WAR OBJECTS OF THE DUTCH COLONIAL PERIOD)

 





INFORMASI LEBIH LANJUT, CEK LINK DI BAWAH

(https://youtu.be/ywiFHs-OSm0?si=N6DGpst3HjhqGkZk)



Nusa Tenggara Barat yang terdiri dan dua pulau besar, yaitu Lombok dan Sumbawa mengalami masa kekuasaan atau pemerintahan Belanda, tetapi kurun waktunya berbeda. Belanda menguasai wilayah Pulau Sumbawa sejak awal tahun 1800 dan pada waktu itu di pulau tersebut terdapat beberapa kerajaan, seperti Bima, Dompu, Sumbawa, Sanggar, Tambora, Pekat, Taliwang, dan lain-lain. Sedangkan Pulau Lombok mulai dikuasai pada akhir tahun 1894, setelah Belanda berhasil mengalahkan Kerajaan Mataram-Lombok Sistern yang diterapkan oleh Belanda di kedua pulau ini dalam melancarkan kekuasaannya sama, yaitu membagi kedua pulau ini menjadi beberapa bagian pemerintahan atau disebut onder afdeling, di Pulau Sumbawa dibagi menjadi tiga onder afdeling, yaitu Bima, Dompu, dan Sumbawa. Begitu pula di Pulau Lombok dibagi menjadi tiga onder afdeling, yaitu Lombok Barat, Lombok Tengah, dan Lombok Timur. Di samping itu, Belanda juga ikut campur dalam urusan pemerintahan di daerah jajahnya, baik dalam penentuan raja/sultan maupun dalam membuat perjanjian yang mengikat dan merugikan kerajaan.

Seperti halnya di seluruh daerah kekuasaan di Indonesia, Belanda juga dalam membangun sarana dan prasarana yang mendukung mobilisasi dan memenuhi kebutuhan di daerah jajahannya, menggunakan sistem kerja paksa. Begitu juga dalam perekonomian, khususnya dalam bidang pertanian dan perkebunan menggunakan sistem tanam paksa. Dan yang lebih parah lagi politik adu domba devide et impera yang bertujuan untuk memecah belah para pemimpin dan masyarakat jajahannya.

Sistem yang diterapkan tadi dirasakan sangat merugikan masyarakat sehingga memincu perlawanan masyarakat. Sehubungan perlawanan masyarakat yang belum terorganisir dengan baik dan perlengkapan senjata yang seadanya (tradisional), perlawanan-perlawanan tersebut dapat dikalahkan Belanda.

(English Version)

West Nusa Tenggara, which consists of two large islands, Lombok and Sumbawa. West Nusa Tenggara experienced Dutch colonization but at different time. The Dutch controlled Sumbawa Island since the early 1800s and at that time there were several kingdoms on the island, such as Bima, Dompu, Sumbawa, Sanggar, Tambora, Pekat, Taliwang, and others. While Lombok Island began to be controlled at the end of 1894, after the Dutch succeeded in defeating Mataram-Lombok Kingdom. The system applied by the Dutch on these two islands in exercising their power was the same, Dutch divided these two islands into several parts of the government or called onder afdeling, Sumbawa Island was divided into three onder afdeling, they were Bima, Dompu, and Sumbawa. Lombok Island was divided into three onder afdeling, they were West Lombok, Central Lombok and East Lombok. In addition, the Dutch also intervened in the affairs of government in the colonies, both in determining the king/sultan and in making agreements that were binding and detrimental to the kingdom.

As in all areas of power in Indonesia, Dutch also built facilities and infrastructure that supported mobilization and met the needs in the colony, using a forced labor system. In  economics, especially in agriculture and farming using a forced cultivation system. And what is even worse is the politics of  devide et impera which aims to divide the leaders and people of the colony.

The system applied was felt to be very detrimental to the community so that it triggered community resistance. Due to the poorly organized community resistance and makeshift weapons (traditional), these resistances could be defeated by the Dutch. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BUAYA MUARA (SALTWATER CROCODILE)

SENI TOPENG (MASK ART)

MAKET GUNUNG TAMBORA (MOUNT TAMBORA MOCKUP)