ALAT PERTANIAN (AGRICULTURAL TOOLS)
Pada zaman dulu Mata pencaharian utama masyarakat Nusa Tenggara Barat adalah bercocok tanam atau bertani di sawah yang dilakukan secara selang seling, sekali menanam padi dan sekali menanam palawija atau tembakau
Tahap-tahap pekerjaan bertani di sawah meliputi pengolahan lahan, menanam, menyiangi, memupuk, kemudian panen
- Anjuk, untuk membawa padi yang sudah diikat
- Pengepok, untuk meratakan tangkai padi saat di ikat
- Sengkal (penetep), untuk mengeratkan ikatan padi
- Ani-ani (rangkap), untuk memotong padi
- Ponda wila asal Bima, untuk membawa air ke ladang
- Cila mboko asal Dompu Parang (batek), untuk memotong ranting kayu di ladang
- Boru, untuk membawa air
- Cu’a sagale asal Bima, untuk menggali tanah
- Penggansur tembakau (tembaku asal Bima), untuk menggiris tembakau
- Onjem, untuk menggemburkan tanah
(English Version)
in the past, the main livelihood of the people of West Nusa Tenggara was farming or cultivating in the fields which was done alternately, once planting rice and once planting secondary crops or tobacco.
The stages of farming work in the fields include land cultivation, planting, weeding, fertilizing, then harvesting.
1. Anjuk, to carry rice that has been tied up
2. Pengepok, to flatten the stalks of rice when tied up
3. Sengkal (penetep), to tighten the rice bundle
4. Ani-ani (double), to cut the rice
5. Ponda wila from Bima, to carry water to the field
6. Cila mboko from Dompu Parang (batek), to cut branches in the field
7. Boru, to carry water
8. Cu'a sagale from Bima, to dig the soil
9. Penggansur tobacco (tembaku from Bima), to slice tobacco
10. Onjem, to loosen the soil
Komentar
Posting Komentar